Jenazah Jurnalis MetroTV yang Hilang Usai Ledakan Kapal Basarnas di Halsel Ditemukan
Ternate, 8 Februari 2025 – Setelah beberapa hari pencarian intensif, jenazah jurnalis MetroTV yang hilang usai ledakan pada kapal Basarnas di Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara, akhirnya ditemukan. Kejadian tragis ini terjadi pada Senin, 5 Februari 2025. Ketika sebuah kapal milik Badan SAR Nasional (Basarnas) meledak saat sedang melakukan misi penyelamatan di wilayah tersebut. Jurnalis tersebut, yang sedang meliput proses evakuasi, sempat dilaporkan hilang dalam insiden yang merenggut beberapa nyawa tersebut.
Tim gabungan yang terdiri dari personel Basarnas, TNI, Polri, serta relawan lainnya berhasil menemukan jenazah korban. Pada Kamis (8/2) sekitar pukul 10.00 WIB di sekitar perairan desa setempat. Jenazah yang ditemukan telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Halsel untuk identifikasi lebih lanjut.
Kronologi Kejadian
Ledakan kapal Basarnas tersebut terjadi saat kapal yang digunakan untuk misi pencarian korban tenggelam mengalami kecelakaan hebat. Saat itu, sejumlah awak kapal dan petugas Basarnas tengah berada di dalam kapal, termasuk jurnalis yang sedang melakukan peliputan. Ledakan yang terjadi secara tiba-tiba menyebabkan kapal terbakar, dan beberapa awak kapal serta jurnalis terlempar ke laut.
Menurut informasi yang diperoleh dari Kepala Basarnas Ternate, Anwar Taufik, ledakan yang terjadi disebabkan oleh masalah teknis pada mesin kapal yang sedang melakukan operasional penyelamatan. “Saat itu, kapal sedang melakukan perjalanan ke lokasi pencarian, tiba-tiba ada ledakan keras yang mengakibatkan kerusakan parah pada kapal. Semua petugas serta jurnalis yang ada di atas kapal langsung terlempar dan sebagian besar hilang,” ujar Anwar dalam konferensi pers yang digelar di Ternate, Jumat (6/2).
Usai kejadian tersebut, petugas Basarnas langsung melakukan pencarian terhadap para korban yang terlempar ke laut, termasuk korban yang diketahui sebagai jurnalis MetroTV tersebut.
Identifikasi Jenazah dan Upaya Evakuasi
Pencarian korban dilakukan dengan menggunakan kapal cepat dan pesawat dari Basarnas, yang didukung dengan perangkat pemantau bawah laut dan tim penyelamat lainnya. Proses pencarian berlangsung cukup sulit karena kondisi cuaca buruk di perairan tersebut. Terlebih lagi, medan yang dilalui para tim pencari cukup ekstrem, dengan ombak besar dan arus yang cukup kuat.
Pada Kamis pagi, tim SAR menemukan tubuh korban di perairan sekitar 5 kilometer dari lokasi ledakan kapal. Jenazah tersebut kemudian diidentifikasi sebagai jurnalis MetroTV, yang diketahui bernama Farhan Alfarizi, 34 tahun. Farhan diketahui tengah meliput kegiatan Basarnas saat insiden terjadi.
Pihak keluarga korban yang telah tiba di Ternate mengungkapkan kesedihan mendalam atas kejadian ini. “Kami sangat kehilangan, Farhan adalah anak yang penuh semangat dalam pekerjaannya. Kami berharap dia bisa kembali dalam keadaan selamat, tetapi kami pasrah dengan takdir ini,” ujar ibu korban, Yuliawati Alfarizi.
Tanggapan Pihak MetroTV
MetroTV, tempat Farhan bekerja, memberikan pernyataan resmi setelah kabar duka ini diterima. “Kami sangat kehilangan rekan kerja kami yang luar biasa. Farhan adalah seorang jurnalis yang berdedikasi dan selalu mengutamakan keselamatan dalam setiap pekerjaannya. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Basarnas, TNI, Polri, dan seluruh tim yang telah melakukan pencarian dengan penuh perjuangan,” ujar Direktur Utama MetroTV, Firdaus Sulaiman, melalui konferensi pers.
MetroTV juga mengonfirmasi bahwa mereka akan memberikan penghormatan terakhir kepada Farhan dan memberikan dukungan penuh kepada keluarga yang ditinggalkan.
Keamanan dan Investigasi
Mengenai ledakan yang menyebabkan kecelakaan tersebut, Basarnas bersama dengan pihak kepolisian setempat telah memulai penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti dari insiden tersebut. Pihak berwenang akan memeriksa kondisi kapal dan melakukan audit keselamatan pada semua peralatan yang digunakan dalam operasi penyelamatan tersebut.
“Kami akan melakukan investigasi mendalam untuk mengetahui penyebab pasti ledakan kapal. Keamanan dalam misi pencarian dan penyelamatan adalah hal yang sangat penting, dan kami akan memastikan kejadian serupa tidak terulang lagi,” kata Kepala Basarnas, Anwar Taufik.
Di samping itu, berbagai pihak juga mendesak adanya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur operasional standar (SOP) dalam misi penyelamatan laut, untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa yang dapat membahayakan petugas dan wartawan yang terlibat dalam liputan.
Post Comment