Dari Kegelapan Hingga Menjadi Hidangan: Simak Bagaimana Listrik Menghidupkan Kembali Masakan Papua

Dari Kegelapan Hingga Menjadi Hidangan: Simak Bagaimana Listrik Menghidupkan Kembali Masakan Papua

Jayapura, Papua – Dari Kegelapan Hingga Menjadi Hidangan. Dalam beberapa dekade terakhir, masakan tradisional Papua nyaris tenggelam dalam kegelapan, tergerus oleh modernisasi dan kurangnya akses listrik di banyak wilayah terpencil. Namun, perubahan besar terjadi ketika pasokan listrik mulai merata, menghidupkan kembali dapur-dapur tradisional dan mengangkat kembali cita rasa khas Papua ke panggung kuliner nasional.

Energi Terbarukan, Harapan Baru Dari Kegelapan Hingga Menjadi Hidangan

Listrik menjadi salah satu faktor utama dalam menghidupkan kembali masakan tradisional Papua. Dengan masuknya listrik ke berbagai daerah, masyarakat kini dapat menyimpan bahan makanan lebih lama, menggunakan peralatan memasak modern, serta meningkatkan produksi kuliner khas mereka.

Menurut data dari PT PLN (Persero), dalam lima tahun terakhir, rasio elektrifikasi di Papua telah meningkat dari 47% pada 2018 menjadi lebih dari 90% pada 2024. Hal ini memungkinkan warga, khususnya pelaku usaha kuliner, untuk kembali mengolah makanan khas Papua dengan cara yang lebih efisien.

“Dulu, kami hanya bisa memasak menggunakan tungku kayu bakar. Itu sulit, apalagi kalau hujan turun dan kayu basah,” kata Maria Yobe, seorang pengusaha kuliner di Jayapura.

Masakan Papua Bangkit dari Keterpurukan Dari Kegelapan Hingga Menjadi Hidangan

Masakan Papua memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi bahan baku maupun cara pengolahannya. Salah satu makanan khas yang kini kembali populer adalah Papeda, bubur sagu khas Papua yang biasa disantap dengan ikan kuah kuning. Selain itu, ada juga Sate Ulat Sagu, Ikan Bakar Manokwari, dan Aunu Senebre, hidangan berbahan dasar ikan teri dan kelapa parut yang digoreng tanpa minyak.

Kurangnya fasilitas penyimpanan makanan membuat bahan pangan tradisional sulit diolah dalam jumlah besar. Hal ini membuat kuliner khas Papua nyaris kehilangan eksistensinya.

Dengan adanya listrik, para pengusaha kuliner kini dapat mengembangkan bisnis mereka. Teknologi seperti lemari pendingin dan alat masak listrik memungkinkan mereka memproduksi dalam skala lebih besar, menjaga kebersihan makanan, serta mempertahankan cita rasa khas Papua.

Baca Artikel Lainnya : Mengenal Lebih Dalam Penjaga Paru-Paru Bumi dari Kalimantan Timur, Indonesia

Dampak Positif pada Ekonomi dan Pariwisata

Selain membantu melestarikan budaya kuliner, elektrifikasi juga membawa dampak ekonomi yang signifikan. Wisatawan domestik dan mancanegara pun semakin tertarik mencicipi kekayaan kuliner Papua.

Pemerintah daerah pun turut mendukung kebangkitan kuliner ini dengan mengadakan berbagai festival makanan tradisional.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun listrik telah membawa perubahan besar, tantangan tetap ada. Distribusi listrik ke daerah pedalaman masih menghadapi kendala, terutama terkait infrastruktur dan medan yang sulit dijangkau. Selain itu, perlu adanya edukasi kepada masyarakat mengenai cara memanfaatkan listrik dengan efisien agar biaya operasional tetap terkendali.

Pemerintah dan PLN terus berupaya mengatasi kendala ini.

Kesimpulan

Dari kegelapan hingga menjadi hidangan yang menggugah selera, listrik telah membawa perubahan besar bagi kuliner Papua.

Seperti kata pepatah, “Hidangan terbaik adalah yang dibuat dengan hati.” Dan kini, dengan bantuan listrik, masakan Papua bisa kembali disajikan dengan penuh kebanggaan.

Post Comment